kotabontang.net - Sudah menjadi hal yang tak terelakkan lagi jika anak muda kini keranjingan dengan social media (socmed). Bisa dikatakan socmed sudah menjadi kebutuhan yang wajib dipenuhi oleh mereka.
Seiring berkembangnya socmed dan menjamurnya para penggunanya, kini banyak anak muda yang memutar otak untuk menjadikan socmed sebagai peluang usaha.
Ghandini Puteri (22) , sarjana Desain Komunikasi Visual (DKV) dari salah satu universitas swasta di Bandung, mengawali bisnis di bidang kuliner pada Agustus 2014. Ia bisnis bersama rekannya Rendy Anthon (26), Mereka tidak menyewa tempat, namun hanya bermodalkan socmed.
Produk yang mereka jual adalah Porro Dessert, pencuci mulut yang berbahan dasar beras. Keduanya mengklaim, Porro Dessert menjadi rice pudding pertama dan satu-satunya di Bandung yang diiolah sehingga tekstur berasnya menjadi halus.
"Kalo bahasa luarnya Porro itu Indonesian Style Rice Pudding. Soalnya berasnya sama kita dihalusin. Kalo di luar kan berasnya masih berbentuk nasi," ujar Dini.
Porro sendiri dibandrol dengan harga Rp 13 ribu - Rp 16 ribu, tidak termasuk ongkos kirim. Kecuali untuk wilayah Bandung, konsumen tidak akan dikenakan biaya pengiriman jika memesan empat cup Porro.
Porro memiliki empat varian rasa, yaitu vanilla, green tea, red velvet, dan taro. Dilengkapi juga dengan aneka toping seperti oreo crumble, fruity flakes, almond cookies, dan crunchy cheese.
Dini dan Rendy membidik konsumen dengan sasaran yang luas, dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Tentu saja anak muda penggila socmed menjadi salah satu pembeli yang cukup produktif.
Calon konsumen bisa memesan Porro lewat instagram, twitter, dan facebook. Omset yang diperoleh perbulannya menembus angka Rp. 15 juta - Rp. 25 juta. Otomatis modal Rp. 500 ribu yang mereka keluarkan di awal sudah kembali bahkan berlipat ganda.
Untuk menjaring konsumen yang lebih luas, mereka merekrut orang menjadi reseller. Dini dan Rendy akan berbagi keuntungan dengan para reseller ini dalam setiap cup Porro yang berhasil dijual.
Bahkan ada juga reward khusus yang akan didapat jika penjualan reseller sangat memuaskan perbulannya.
Salah satu reseller Porro yang cukup aktif adalah Irma Purnama (23). Mahasiwi salah satu universitas swasta di Bandung ini tertarik menjadi reseller karena ia memang penggila socmed.
"Selain mainin socmed, kan ga ada salahnya sambil usaha. Itung - itung main hp sambil bisa nambah uang saku," ujarnya.
Melihat fenomena ini, socmed bisa menjadi media usaha yang cukup manjanjikan. Para pengusaha juga bisa membentuk suatu jaringan pemasaran yang tidak terikat oleh jarak. Jadi apakah Anda masih ragu dengan kekuatan socmed?!*