kotabontang.net - Duh, lupa. Entah itu lupa di mana menaruh kunci atau pun tak bisa mengingat nama seseorang. Sifat pelupa seperti ini sering dialami oleh mereka yang sebenarnya masih muda. Perlukah dikhawatirkan?
Dalam sebuah wawancara Newshour dengan ahli neurosains dan penulis "Still Alice", Lisa Genova menjawab pertanyaan yang sering muncul tersebut. Ia menjelaskan secara singkat bagaimana ahli medis dapat mengetahui apakah sebuah masalah memori menjadi gangguan kesehatan.
Menurutnya, tanda-tanda yang perlu diwaspadai adalah jika Anda tak bisa mengingat nama seseorang, lalu tidak ingat huruf pertamanya, dan tak ingat jumlah suku katanya. Ingatan itu juga tidak akan muncul tiba-tiba di kepala Anda beberapa jam kemudian saat berkendara. Ini tak akan muncul di ujung lidah Anda.
Selain itu, Anda tidak bisa menemukan kunci dan ketika ingat, Anda lupa untuk apa kunci itu. "Bisa juga Anda menemukannya dan itu berada di kulkas atau suatu tempat yang aneh," jelas Genova.
Secara umum, slip ingatan seperti itu bukanlah hal yang patut dikhawatirkan. Rata-rata, seseorang berusia 25 tahun bisa mengalami kejadian seperti ini tiga atau empat kali dalam seminggu. Perbedaannya, mereka lupa nama namun akan ingat kembali, atau tiba-tiba menemukan kuncinya di antara sofa.
Jenis lupa yang seperti itu kecil kemungkinannya merupakan penyakit degeneratif. Bagi anak muda dan orang dewasa yang sehat, tidak fokus adalah masalah utamanya.
"Kebanyakan dari kita saat tak bisa menemukan kunci, itu sebenarnya bukan masalah ingatan. Itu masalah perhatian," tukas Genova, "Anda melakukan lima hal sekaligus dan Anda tak pernah memberi perhatian kepada hal yang Anda lakukan pertama kali."