kotabontang.net - Ada suatu cerita mengenai asal-muasal dari nama Pulau Beras Basah. Dulu pernah ada sebuah kapal yang mengangkut ribuan ton beras dari Sulawesi. Dalam perjalanannya ketika melewati pulau yang sekarang dinamai sebagai Pulau Beras Basah, kapal pengangkut beras ini dihantam oleh ombak besar. Akibat hantaman ombak, kapal mengalami kerusakan yang mengakibatkan nahkodanya harus merapatkan kapalnya di sebuah pulau kecil.
Setelah memeriksa kerusakan pada kapal yang terlihat sangat parah, maka dikhawatirkan kapal akan tenggelam. Karena itu diputuskan untuk menurunkan semua muatan kapal yang berisi beras secepatnya di pulau tempat kapal tersebut merapat. Beras ini diletakkan di tepi pantai, sehingga air laut segera membasahi berkarung-karung beras yang ditaruh di pulau secara tergesa-gesa. Semenjak saat itulah pulau ini disebut dengan nama Pulau Beras Basah.
Penduduk asli dari Pulau Basah sebenarnya merupakan masyarakat yang berasal dari Suku Kutai. Namun sekarang jumlah pendatang yang menempati Pulau Basah telah melebihi jumlah penduduk asli Pulau Beras Basah. Sebagian besar kaum pendatang ini terutama berasal dari daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa dan Sulawesi. Mereka membangun rumah agak masuk ke bagian dalam Pulau Beras Basah.
Bontang lebih dikenal sebagai kota industri ketimbang sebagai kota wisata. Ada banyak perusahaan besar yang bergerak dibidang pertambangan membangun pabriknya di Bontang. Salah satunya adalah PT. Badak NGL, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan gas alam cair. Pabrik milik PT. Badak NGL ini bisa terlihat dari kejauhan dari seberang Pulau Beras Basah.
Bila anda berdiri di tepi pantai pulau ini, maka bisa terlihat jajaran tangki berukuran raksasa berwarna putih yang digunakan oleh PT. Badak NGL sebagai tempat penampungan sementara untuk gas alam cair. Namun bukan berarti tidak ada sama sekali objek wisata yang ada di Bontang. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak daerah lain yang ada di Kalimantan.
Disalah satu sudut Pulau Beras Basah terdapat sebuah menara. Sepertinya di masa lalu menara ini digunakan sebagai mercusuar. Lokasi Pulau Beras Basah yang berada tidak jauh dari Pulau Kalimantan, membuatnya sebagai lokasi yang tepat untuk pembangunan mercusuar. Mercusuar ini digunakan untuk memandu kapal-kapal yang ingin menuju ke Bontang.
Namun sekarang sebagian besar kapal yang melewati Pulau Beras Basah adalah kapal-kapal besar milik perusahaan yang ada di Bontang. Kapal ini sudah dilengkapi dengan peralatan navigasi dan juga peralatan komunikasi yang canggih. Peralatan ini memungkinkan mereka untuk bergerak menuju Bontang tanpa panduan dari mercusuar.
Peralatan komunikasi diatas kapal juga memungkinkan mereka untuk berkomunikasi langsung dengan perusahaan mereka meskipun berada jauh di lautan lepas. Oleh karena itu keberadaan mercusuar tidak diperlukan lagi. Sekarang menara putih yang ada di Pulau Beras Basah dibiarkan begitu saja.
Menara putih yang berdiri di Pulau Beras Basah mempunyai bentuk seperti limas segi empat pada bagian bawahnya. Lalu ketika sudah dekat dengan puncak, menara ini cenderung mempunyai bentuk yang lurus. Limas segi empat dikenal sebagai struktur bangunan yang mampu tahan terhadap terpaan angin meskipun bangunannya menjulang tinggi sekali. Sementara pada bagian puncak menara terdapat dek berbentuk lingkaran.
Apabila anda mendekat di lokasi menara, maka terlihat menara ini sudah tidak terurus lagi. Banyak pelat besi penutup dinding menara yang sudah terlepas. Sehingga bisa terlihat dengan jelas kerangka bagian dalam menara yang terbuat dari besi. Meskipun terlihat seru untuk menaiki menara ini, tapi sebaiknya anda mengurungkan niat tersebut.
Karena menara yang dibiarkan terbengkalai tersebut tidak diketahui dengan pasti kondisinya. Sehingga tidak ada jaminan keamanan mengenai struktur menara. Apakah masih aman untuk dinaiki atau tidak. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya tangga yang runtuh karena karat ketika anda menginjakkan kaki di tangga, sebaiknya anda hanya melihat menara dari luar.
Pantai yang ada di Pulau Beras Basah terlihat begitu cantik. Sebagian besar perahu motor dan speed boat yang mengantarkan pengunjung ke pulau ini melemparkan jangkar tidak jauh dari menara putih. Selain itu ada juga perahu yang bersandar di dermaga yang berada tidak jauh dari menara putih.
Karena latar belakang menara putih bisa menjadi objek foto yang menarik bagi para pengunjung ketimbang lokasi pantai yang berada di bagian lain Pulau Beras Basah. Pulau ini mempunyai lebar garis pantai yang tidak begitu panjang. Mungkin hanya berkisar antara 3 hingga 4 meter saja. Sementara perairan di tepi pantai bisa dibilang dangkal sehingga anak-anak bisa bermain dengan mudah meskipun tidak bisa berenang.
Namun seandainya anda membawa anak-anak ke Pulau Beras Basah, sebaiknya jangan lepaskan pandangan anda dari anak-anak ketika mereka sedang berenang di pantai. Meskipun perairannya dangkal, hanya saja jarak yang dangkal ini hanya sekitar 10 meter saja. Lewat dari jarak tersebut bagian dasar lautnya kemudian langsung menjorok tajam.
Warna perairan yang berubah dari hijau di tepi pantai menjadi biru gelap sekitar 10 meter kemudian, menunjukkan bahwa kedalamannya berubah sangat drastis. Oleh karena itu sangat penting bagi anda untuk mengawasi anak-anak agar mereka tidak bermain terlalu jauh dari bibir pantai.