kotabontang.net - CIREBON - Masih adanya warga Kota Cirebon yang mengkonsumsi nasi aking untuk kebutuhan sehari-hari mengagetkan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cirebon.
Bekerjasama dengan aparat kelurahan, Kantor Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana dan Kantor Ketahanan Pangan mendatangi rumah salah seorang warga yang mengkonsumsi nasi aking.
Adalah keluarga Eko, warga RT 7 RW 4 Kelurahan Kesambi yang sehari-hari bersama keluarganya memakan nasi aking. Penghasilan yang minim sebagai tukang becak membuat Eko tidak berdaya untuk bisa membeli beras untuk makan keluarganya.
“Kami kaget tiba-tiba mendapat informasi bahwa ada warga Kesambi yang mengkonsumsi nasi aking. Spontan dibantu kelurahan langsung mencari alamat warga itu,” kata Kadinsosnakertrans Ferdinan Wiyoto didampingi Sekretaris Santi Rahayu pada Radar Cirebon (JPNN Group).
Begitu ketemu alamat keluarga Eko, pihaknya melihat kondisi langsung,. Ternyata, konsumsi nasi aking itu dilakukan sejak 3 bulan lalu, tepatnya sebelum mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH).
Namun setelah mendapatkan program PKH, keluarga Eko tidak lagi mengkonsumsi nasi aking. Meski begitu, Dinsosnakertrans tetap memiliki tanggung jawab sosial perihal warga Kota yang mengkonsumsi nasi aking. Karena persoalan nasi aking tidak boleh lagi terjadi di Kota Cirebon. Jika masih ada yang mengkonsumsi nasi aking, maka menjadi salah satu indikator kemiskinan.
Santi Rahayu menambahkan, begitu mendapatkan informasi ada warga yang mengkonsumsi nasi aking, pihaknya langsung berkoordinasi dengan lurah, RT, RW dan Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penanggulangan Bencana yang memiliki buffer stok untuk membantu warga.
“Kami langsung ke lokasi dan menyerahkan bantuan kepada keluarga Eko,” kata Santi. (abd/jos/jpnn)