-->

Woensdag 25 Maart 2015

Hati Hati Bro! Ular Sudah Mati Pun Ternyata Masih Bisa Membunuhmu

kotabontang.net - Masih berbahayakah ular berbisa yang sudah mati? Pertanyaan ini muncul ketika pada tahun 2014 lalu, ada kabar menggemparkan terkait seorang chef di China yang meninggal akibat terkena bisa ular kobra.

Mungkin terdengar wajar, namun yang aneh ia meninggal karena terkena bisa ular kobra yang sudah mati. Kobra itu, sudah ia penggal 20 menit sebelumnya dan siap dimasak menjadi hidangan restoran. Bagaimana bisa?

Faktanya, ular yang sudah mati memang masih berbahaya, bahkan bisa sangat mematikan.

"Hanya karena hewan itu sudah dipenggal, bukan berarti sarafnya telah berhenti berfungsi," tandas seorang profesor biologi dari Universitas Arkansas, Steven Beaupre sebagaimana silansir Live Science.

Menurut Steve, ular dikenal sebagai binatang yang sanggup mempertahankan sistem pertahanan diri refleksnya bahkan setelah kematiannya.

Terlebih, senjata utama ular merupakan gigitan berbisanya yang menjadikannya berbeda dari jenis karnivora lainnya.

Menurut Steven, ular menggunakan gigitannya dengan cara yang berbeda. Tidak seperti harimau yang membunuh mangsanya dengan menggigit dalam jangka waktu tertentu hingga mangsanya kehabisan darah maupun kehabisan nafas.

Sementara ular, didesain untuk melakukan sistem pertahanan diri atau penyerangan dengan hanya satu kali gigitan yang sangat cepat atau refleks. Setelah itu, ular akan menjauhi mangsanya untuk beberapa saat.

"Serangan cepat secara refleks itu dapat terjadi hanya dalam waktu kurang dari satu detik," ungkapnya.

Bahkan, tambahnya, untuk ular derik bisa menggigit dan menyuntikan bisa hanya dalam waktu kurang dari dua persepuluh detik.

Itulah yang menggambarkan betapa ular memiliki gerakan refleks yang sangat mematikan. Gerakan tersebut, diaktifkan melalui otaknya sebagai pertahanan diri maupun untuk menyerang.

Hal itulah yang terjadi pada Chef asal China tersebut. Kobra itu ternyata masih bisa mengaktifkan sistem pengiriman racun yang dapat dipicu bahkan setelah hewan itu mati.

Gerakan refleks paska kematian ini dipicu oleh ion dan partikel bermuatan listrik yang tetap berada dalam sel-sel saraf ular. Ketika saraf ular yang baru mati itu terangsang, maka saluran di saraf akan membuka dan memungkinkan ion melewatinya. Ini kemudian akan menciptakan impuls listrik yang memungkinkan otot untuk melakukan gerakan refleks seperti menggigit.

"Gerakan refleks ini dipicu oleh beberapa jenis informasi. Misalnya, jika seseorang memasukan jarinya ke dalam mulut ular yang telah dipenggal, maka kemungkinan akan timbul gerakan refleks berupa gigitan," tambahnya.

Peristiwa tewasnya koki dari China ini, bukanlah yang pertama kalinya. Pada Januari 2014 lalu, seorang pria di Australia juga digigit oleh ular berkelir merah dan hitam. Pria ini digigit ular yang sudah ia cincang selama 45 sebelum gigitan itu terjadi. Beruntung, pria ini berhasil selamat namun harus menghabiskan dua hari di rumah sakit. (*)

Previous
Next Post »