kotabontang.net - Politisi senior Partai Golongan Karya (Golkar), Popong Otje Djundjunan atau akrab disapa Ceu Popong hanya bisa mengelus dada partainya kini terbelah. Meski demikian, Ceu Popong tetap setia dengan kepemimpinan Aburizal Bakrie atau Ical. Ia tidak akan berpindah ke kepengurusan Agung Laksono Cs.
Ceu Popong, perempuan berusia 76 tahun atau anggota DPR RI tertua yang pernah menjadi pimpinan sidang perdana DPR RI pada Oktober 2014, mengaku hatinya perih dengan perpecahan yang terjadi di partainya.
Ia menyebut elit Golkar khilaf akan tujuan utama didirikannya partai berlambang Pohon Beringin ini.Yakni untuk membentengi Pancasila dari gangguan hingga upaya mengganti ideologi bangsa Indonesia tersebut. "Memangnya Golkar itu didirikan untuk apa? Golkar didirikan untuk berkarya, bukan untuk berantem," ujarnya.
Ia meyakini pecahnya Partai Golkar karena upaya sistematis negara asing untuk mengganti ideologi negara Indonesia, yakni Pancasila, melalui tangan-tangan orang dalam partai.
"Bagaimana agar bisa menguasainya? Yah tentu kekuatan di dalam Indonesia harus diobok-opbok dulu. Artinya, dengan begitu, Golkar itu diperhitungkn sebagai suatu kekuatan yang harus diobok-obok. Golkar itu suatu lembaga politik, obok-oboknya dengan menggunanakan orang-orang di dalam. Mereka akan kesulitan kalau tidak melalui orang dalam," imbuhnya.
Ceu Popong meyakini dalam waktu dekat akan ada partai politik lain yang menyusul dan bernasib sama seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar.
Pilih Tetap di Ical
Ceu Popong tidak menjawab secara tegas kepengurusan Partai Golkar pimpinan Ical atau Agung Laksono sebagai kepengurusan partai yang sah. "Saya ikut Munas yang di Bali, saya tahu (kepengurusan) yang hasil Munas di Bali. Dan Munas di Bali diikuti oleh seluruh DPD, termasuk asal saya, DPD Jawa Barat. Kalau yang Munas di Ancol saya tidak ikut. Saya nggak tahu, saya no comment," ujarnya.
Namun, secara tidak langsung ia mengakui kepengurusan Partai Golkar pimpinan Ical hasil Munas di Bali pada Desember 2014 lalu.
Menurutnya, sampai saat ini keberadaannya di DPR pun merupakan perpanjangan tangan partai pimpinan Ical. "Yang sah dan resminya, saya ini adalah anggota Fraksi Partai Golkar di DPR. Dari Golkar yang mana? Jawabannya sekarang kepengurusannya masih dalam proses di lembaga peradilan. Dan saya ini dilantik dengan Ketua Fraksinya itu Ade Komarudin dan itu masih sampai saat ini," ujarnya.
Meski begitu, Ceu Popong mengaku tidak memihak pada salah satu kubu. Ia mengaku masih bisa menjalin komunikasi dengan hampir seluruh anggota Fraksi Partai Golkar kendati sudah ada pengkubu-kubuan di internal fraksinya.
"Yang terpenting buat saya mah, saya ini anggota DPR, perwakilan rakyat, saya nggak terpengaruh dengan hiruk-pikut di atas bawah, kanan kiri di partai saya. Saya tetap kerja di komisi dengan penuh tanggung jawab sebagai anggota DPR," ujarnya.
Tunggu Putusan Pengadilan
Ceu Popong yang telah enam periode menjabat anggota DPR menyebut dirinya tidak terlalu paham tentang hukum. Yang ia ketahui, saat ini ada perselisihan Golkar di pengadilan.
Karena itu, ia menyarankan agar pihak Agung Laksono dapat menunggu hasil proses sidang pengadilan sebagaimana gugatan yang dilakukan oleh kubu Ical. "Saran saya, tunggu sampai keluar keputusan pengadilan. Silakan aja mengklaim, tapi ada salah satu pihak yang menggugat. Apa ruginya nunggu sampai ada hasil pengadilan," kata Ceu Popong.
Ceu Popong pun tidak menyalahkan keputusan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly yang telah mengesahkan kepengurusan kubu Agung Laksono.
Meski begitu, menurutnya sah atau tidak sebuah kepengurusan suatu partai politik ada di tangan pihak pengadilan mengingat saat ini ada proses gugatan di pengadilan dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Kedua kubu harus bisa menerima jika kelak telah keluar keputusan pengadilan. "Kalau sudah ada keputusan dari pengdilan, siapapun yang dikalahkan atau dimenangkan harus menerima. Yang kalah harus 'legowo' dan jangan dendam, yang menang jangan sombong," tuturnya.
Meski sudah terbilang senior di partainya, Ceu Popong mengaku tidak bisa berbuat banyak atas terpecahnya Partai Golkar saat ini. Ia mengaku hanya bisa Salat Tahajud seraya berdoa kepada Allah SWT agar elit partainya diberikan jalan yang terbaik dalam menyelesaikan masalah ini.(tribunnews/coz)