kotabontang.net - Para pemilik kendaraan yang kerap melintasi jalan poros Bontang-Samarinda mesti bersabar. Pasalnya, jalur maut yang selama ini dianggap rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas) tidak mendapat kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) 2015.
Anggota DPR RI dari Kaltim Neni Moerniaeni mengatakan, rencananya perbaikan jalan poros Bontang-Samarinda diusulkan masuk APBN Perubahan. “Jalan poros Bontang-Samarinda tidak dianggarkan di APBN. Karena, APBN sudah diketuk. Insya Allah perbaikan jalan itu dianggarkan di APBN-P,” katanya, saat ditemui di arena Car Free Day (CFD) Jalan MH Thamrin, Minggu (22/2) lalu.
Mantan ketua DPRD Bontang itu menambahkan, sudah memperjuangkan agar jalan trans Kaltim, khususnya jalan poros Bontang-Samarinda diperbaiki tahun ini. Namun, banyaknya kebutuhan prioritas di Indonesia membuat jalur yang menghubungkan bagian utara dan selatan Kaltim itu “mengalah”.
Sebagai informasi, jalan poros Bontang-Samarinda memiliki panjang sekitar 125 kilometer. Namun, kalau ditempuh dalam waktu normal, lamanya bisa mencapai empat sampai lima jam. Jalanan di sana terkenal sempit, berlubang, dan menikung tajam. Makanya, kasus lakalantas kerap terjadi.
“Keganasan” jalur itu sudah banyak makan korban. Selama 2015 saja, Satlantas Polres Bontang harus menangani tiga kasus lakalantas di sana dengan korban tewas. Itu belum termasuk lakalantas yang hanya menyebabkan kerugian materiil. Misalnya, kendaraan masuk jurang, tabrakan mobil, out off control, hingga lakalantas lain yang tidak menimbulkan korban jiwa.
Jalan poros Bontang-Samarinda memang rawan terjadi lakalantas. Pasalnya, jalan itu tidak hanya digunakan warga Bontang, melainkan warga dari utara Kaltim yang hendak ke selatan, atau sebaliknya. Tak heran jika jalan poros Bontang-Samarinda mendapat julukan jalur neraka. (kaltimpost)