kotabontang.net - Program diet dengan tidak mengomsumsi nasi bukan hal baru lagi, sudah banyak artis atau kalangan elit tanah air sebagai 'pelakunya'. Sudah tahu rahasia sehat tanpa menu sejagad ini? Para peneliti seperti dilansir DechaCare.com, tak makan nasi bisa hidup tenteram, sehat, dan bugar. Itu dijalani bukan semata karena sakit berat.
Diungkapkan, salah satu pasien yang diteliti, bernama Lena (33) kerap didera sakit kepala luar biasa setiap menjelang menstruasi.
Seluruh kepalanya terasa menegang hingga ke pangkal leher. Sisi kanan kepalanya terasa seperti dibor. Ia lalu memeriksakan diri ke dokter ginekologi.
Setelah menjalani pemeriksaan, sang dokter mendiagnosis Lena mengalami semacam gangguan keseimbangan hormon. Dokter memintanya mencoba mengubah pola makan, yaitu mengurangi sebisa mungkin asupan karbohidrat, nasi, dan gula.
Saran dokter itu dia jalani dengan setengah tak percaya. ”Namun, ternyata setelah tiga bulan mengurangi nasi dan gula dan bulan keempat stop sama sekali, sakit saya benar-benar hilang. Bulan keempat terasa enak banget, mau mens enggak sakit sama sekali. Tenteram damai," ujar Lena.
Setelah menikmati kebugaran tubuh yang stabil, suatu saat Lena sempat makan lagi nasi sepiring. Beberapa hari kemudian menjelang mens, deraan sakit kepala menghunjam kembali dirasakannya. ”Saya ingat-ingat makan apa, ternyata jelas itu gara-gara nasi lagi,” ujar Lena.
Kini, pola makan Lena sehari-hari telah bebas nasi dan gula. Pagi, dia hanya sarapan bubur oat secukupnya dengan teh hangat tawar. Satu sampai dua jam kemudian, dia mengudap buah.
Makan siang dan malam hanya sayuran dan lauk-pauk. Camilan di kala sore biasanya buah atau kacang almond. Lena yang banyak bekerja di lapangan ini pun rajin berjalan kaki. ”Selain enggak pusing lagi, saya malah lebih berenergi dan gampang ngantuk,” ujarnya.
Pola makan yang dijalani Lena tersebut sebenarnya telah lama menjadi saran hidup sehat yang sangat direkomendasikan oleh seorang dokter ahli gizi Tan Shot Yen.
Dokter yang dikenal nyentrik ini amat tegas merekomendasi pasien-pasiennya untuk berhenti mengonsumsi nasi. Dr Tan bukan tanpa alasan. Bahkan, kepada orang yang merasa sehat-sehat saja, Tan menyarankan berhenti mengonsumsi nasi, gula, dan makanan berpati.
Simak saja di kliniknya di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten. Puluhan pasien baru biasanya dikumpulkan dalam satu ruangan dan diberikan semacam kuliah mengenai pola makan sehat.
Dokter yang Maret lalu menyelesaikan program doktoralnya di bidang gizi itu berpendirian bahwa pola makan bagaimana pun adalah ”obat” yang fundamental dalam menyembuhkan penyakit. Bukan berarti ia anti-obat. Namun, ia tak ingin pasien seumur hidup bergantung pada obat tanpa sudi mengubah gaya hidup melalui pola makan sehat.